Hello-Goodbye

Friday 5 may 2013
I Bet this would be a bit longer post. ;p

mungkin ini pertama kalinya saya buka cerita tentang masalah saya dengan dia. ini pertama kalinya saya merasa menjadi teman yang paling jahat. dan ini pertama kalinya saya merasakan sakit hati yang dalam dan berbeda dari persoalan putus atau berantem sama pacar.

RDM. saya mengenalnya dari awal masa ospek perkuliahan. dia baik, manis, dan seru. awalnya saya merasa kita banyak memiliki kesamaan karena kami cepat beradaptasi dan saling mengenal. banyak hal yang sudah kita lalui bersama semasa kuliah sampai 5-5 kemarin. tapi mungkin saya salah beranggapan kalau dia sama seperti saya.
belakangan dia menjauhi saya, namun saya tidak menyadari hal itu. sampai akhirnya kemarahannya memuncak ketika saya melakukan suatu kesalahan yang mungkin cukup fatal. yah, saya tidak membawakan barangnya yang tertinggal. tapi saya pun memiliki alasan mengapa saya tidak membawakan barangnya. alasannya karena tas saya pun tidak mencukupi dan tanggung jawab yang otomatis terlimpah kepada saya kalo saya membawa barang tsb, dan barang tsb pun tidaklah murah.
tapi mungkin harga barang itu jauh lebih mahal ketimbang persahabatan kami.

saya hanya tidak menyangka dan tidak habis pikir dibalik kemarahannya mengenai barang tsb dia menyimpan banyak hal yg membuatnya tersinggung oleh ucapan saya. dan setelah saya telaah. makin tidak habis pikir. saya yang menganggap dia sama,kita sama-sama senang membicarakan orang lain, senang saling mengejek-ejek. bahkan ketika dia mengejek saya dengan sebutan Babi pun saya hanya menganggap itu lelucon anarkis kami. tanpa pernah memasukan ucapan tsb kedalam hati. namun tidak baginya, ternyata ucapan saya adakalanya disimpan kehati dan menyakitkan jadinya. yah itu salah saya.

kami bertengkar hebat pada awalnya, ego kami sama-sama tinggi, kami sama sama keras. dan berdebatan kami di media social nampaknya sudah menjadi rahasia publik untuk orang disekitar kamu. sakit sekali ketika dia mengatakan saya "memalukan". dan harga diri saya pun dipermalukan.
tapi "apakah suatu kewajiban bagi saya untuk membawakan barang" dia?" toh barangnya pun tidak hilang. tetap disimpan ditempat yang aman di kampus. aneh memang. permasalahan sepele sampai seperti ini jadinya. tidaklah etis kan kalo materi menjadi perusak hubungan?.

dan ini pertama kalinya saya di marahi habis-habisan oleh manusia sederajat. jika saya tidak mengingat dirinya siapa dan hanya menyamakan dengan yg lainnya mungkin saya hanya akan balik menghakimi dia. namun saya benar-benar merasa bersalah dan mengingat kalo dia adalah teman baik saya. saya pun meminta maaf. dengan maksud tidak ingin masalah ini terlalu panjang dan berlarut-larut. namun niat baik saya sepertinya belum membuahkan hasil.

tapi saya tetap berusaha menunjukan saya ingin kita tetap baik baik saja. saya mendatangi kost nya yang cukup jauh dengan berjalan kaki ditengah teriknya hari itu. bermaksud mengembalikan barangnya yg masih saya pinjam sebelumnya. dan saya juga ke kampus untuk mengambilkan barangnya yang tertinggal namun dia tidak menganggap hal itu sama sekali. jawabnya ditelfon begitu sinis. hati saya makin sakit.
ketika semua niat baik saya tidak di respon dengan baik.
sangat TIDAK MUDAH untuk saya meminta MAAF dan Mengaku SALAH dihadapan orang lain. gengsi saya terlalu tinggi untuk menyatakan hal itu. tapi kali ini semua itu sudah saya lakukan. bahkan saya sempat menangis terisak di kamar mandi mengingat semua cercaannya waktu itu. *memalukan* tapi ini kenyataan dan alamiah, sebagai manusia biasa tentu berperasaan terlebih saya agak sensitif.

saya tidak tahu apa yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan tentang saya. biasanya ketika dia terlibat permasalahan dengan orang lain, dia berprinsip. "kalo dia gak mau minta maaf sama gue, dan dia gak berperan penting juga di hidup gue, gue mah bodo amat gak omongan sama dia sampe kapanpun"
saya mengambil kesimpulan bahwa statement tsb mungkin akan berlaku juga terhadap saya.

saya pun sempat merasa.. buat apa saya harus mempertahankan persahabatan kami, toh dia telah mempermalukan saya di depan umum. dia telah memaki saya di twitter. dan dia tidak menghargai usaha saya meminta maaf dll kepadanya. pikiran seperti itu rasanya wajar ketika kita telah disakiti.
tapi saya kembali menginstrospeksi diri, rasanya menyimpan dendam seperti itu juga sama sakitnya. dan tidak ada gunanya. akhirnya saya memutuskan untuk mencoba berkomunikasi kembali dengannya.
saya mencoba berlaku profesional dalam teamwork yang ada dia juga disana. saya memberi masukan dalam team tsb namun dia seakan tidak ingin menatap saya. sakit rasanya.

akhirnya saya menjauh. saya rasa dia memang tidak butuh saya lagi dan dia tidak lagi mau dekat dengan saya. tapi perasaan risih yang setiap kali bertemu tanpa bertegur sapa membuat saya muak. saya untuk kesekian kalinya menghubunginya lagi. tidak secara langsung memang. saya menanyakan bagaimana perasaannya tentang saya. dan dia mengatakan dia sudah biasa saja.

yaahh sebiasa apapun kita sekarang tak akan sebiasa dulu. rasanya sudah berbeda.
dan tidak untuk terus disesali tapi saya menjadikan ini pelajaran ;

"bahwa mulut mu harimau mu. dan berhati-hatilah dengan itu."
 to You,

Dear You, RDM
i'm just happy we've ever been together for likely 3 years. and i just want to thank you for  our stories before. and for being my great partner till so much record of success. i'm not mean to be your rival anymore.
i know you have "more" than me in anything. :) Thank you for everything.
i hope someday we'll meet again in a better condition.


stupidity!














You May Also Like

0 komentar