a present for a good girl

when giant meets thumbelina

Duduk di atas sofa berdua is the most comfy moment ! gak bisa disangkal memang karena biasanya di moment ini kita bisa ngobrolin banyak hal, cuddling, kissing, hugging and so much more termasuk cekcok juga bisa. yup! pembicaraan sih awalnya biasa aja sampe merembet keperdebatan hebat mempersoalkan "Timing" kita yang gak pas dan yah .. sulit! memperdebatkan masalah yang seolah berlari ditempat-gak maju-gak mundur-gak menang-gak kalah. dan pas ditanya soal solusi? berhubung dalam posisi terjepit dan tidak juga mau mengalah, terlepas lah kata "Yaudah gak usah pacaran kalo gitu" ah khilaf!

sedetik kemudian seolah ingin menjedotkan kepala kebantal (kan kalo ketembok nanti bisa-bisa amnesia) duh! macem sanggup aja ya hidup tanpa dia. sanggup emang? hah? crap!
oke. untungnya doi bukan yang gampang untuk memutuskan sesuatu secara spontan dan dalam keadaan emosi. thats what the different between us.

akhirnya sang plegmatis mengaku kalah, tak sanggup juga berdamai dengan hati dan pikirannya. tangis pecah dan menghindar bertatap mata. at the long last, i make a deal with myself  untuk sebisa mungkin tidak mengganggunya di jam kerja nya dan tidak pula mendesaknya dengan 'rengekan' untuk cepat pulang.
toh dalam perdebatan tsb dia bilang "kamu gak usah ngerengek juga aku pasti pulang. tapi tolong jangan ganggu aku di jam kerja." Fine boss!  berbekas rasa kesal aku meminta dia untuk tidak usah datang lagi kerumah sampai aku pulang ke Bandung. bermaksud supaya dia punya sedikit waktu istirahat dan family time! karna selama aku dirumah almost his time spent with me.

keesokannya aku sengaja menghindari dia, 1 sms di pagi hari sangat cukup untuk mengetahui kabarnya. sisanya aku menenggelamkan diri bertarung melawan 'Gargantuar' di level survival  endless yang belum tertangguhkan dengan 23 flag! Damn!
malamnya aku sengaja memanggil tukang urut, merelaksasikan diri sebelum kembali ke rutinitas di kampus dan setelahnya aku berencana membalas dendamku dengan tidur.

but, he comes with the silent...
bertatap tapi tak bicara, masing-masingnya menganalisa.. hmm rasanya makan bersama bisa mencairkan suasana. "sayang di abisin dong makannya". suasana belum juga cair. lalu aku meminjam hp nya mengecek SMS nya, apakah SMS semalam masuk atau tidak. kan aku tidak memintanya untuk datang tapi dia datang. ternyata SMSnya pun masih ada. ya ya masih hening. lalu dia menonton tv sambil menyandarkan kepala ke pangkuanku, menarik tanganku ke dadanya. gunung es mulai mencair. tak nyaman dengan posisi tsb aku pindah ke sofa untuk tidur-tiduran. dia masih asik menonton TV. gak lama dia ikut pindah ke sofa memijiti kakiku. "aku gak sakit bie.." tapi dia masih terus memijat kakiku.  -- 10.30 dia mengambil kunci motor dan hp nya lalu berpamitan pulang. dan ketika aku hendak duduk untuk mengantarnya keluar dia menolak "udah kamu tidur aja" sambil menyelimuti aku dengan jaket nya lalu mencium keningku.

seketika perasaanku luluh. ternyata kalau aku tidak mengganggu jam kerjanya dia juga tetap datang tanpa di minta. dia justru memberi lebih  untukku as a good girl in a day. i almost cry when he gave me a forehead kiss. dan jaketnya lekat dengan aroma tubuhnya yang menemani aku tidur.

Dear Husby Charming, uhm sayang maaf yaa kalo aku suka bikin kamu kesel. makasih udah ninggalin jaket di aku. tapi kamu gak seharusnya ninggalin jaket kamu, karena semenit kemudian hujan lebat dan kamu pasti keujanan dan kedinginan tanpa jaket kamu. maaf juga kalo aku sempet bilang break segampang itu. i love you <3 :*

You May Also Like

0 komentar