that's the hug of my favorite

Malem 40 harian kepergian papa, yah anggaplah begitu. Malam itu Bie diminta mama untuk menginap dirumah agar semua orang yang dekat dengan papa bisa "dipamitkan". Dan malam itu aku, Bie, adiku dan yang lain tidur berkumpul di ruang tengah. sulit untukku memejamkan mata dan terlelap. yang ku ingat hanyalah pesan terakhir papa 2 hari sebelum accident itu terjadi tepatnya pada saat ulang tahunku. hari itu papa menelponku sangat lama sembari aku pulang kantor di dalam busway. papa bercerita banyak tentang keinginannya. papa berencana kepulangannya tahun ini ia ingin mengajak Bie untuk makan bersama untuk membicarakan tentang aku dan Bie karena papa memiliki 2 rencana antara merenovasi rumah atau menikahkan aku dan Bie.
selain itu aku terkenang suara papa yang terus menggaung dikepala. aku masih tidak bisa terima dengan ini. hatiku belum sepenuhnya ikhlas. tapi aku pun tak ingin papa sedih ataupun tersiksa karena kami disini terus larut dalam kesedihan. Hampir jam 12 malam dan aku masih tidak bisa tidur, aku pandangi sesajen yang diletakkan di meja disebelah kanan Bie dan aku di sebelah kirinya. gelas kopi itu seolah berkurang. aku berharap papa paling tidak akan memberi pesan padaku. akhirnya tanpa sadar dalam keadaan setengah tidur aku menangis dan Bie menyadari aku menangis. Tanpa aku menceritakan apa penyebab aku mennangis dia hanya berkata "kamu harus ikhlas Bei, kasian papa" lalu dia memelukku dan mencium keningku sambil ikut menangis. Dan aku tidur sepanjang malam dalam pelukannya. Dan itulah pelukan ternyaman yang menggantikan pelukan papa sewaktu aku kecil. :'(

You May Also Like

0 komentar